Pendaftaran Calon Taruna Akademi TNI AU 2016

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) memberi kesempatan kepada para pemuda dan pemudi Indonesia untuk bergabung menjadi Taruna/Taruni Akademi Angkatan Udara (AAU) TA 2016 yang akan dididik menjadi perwira TNI AU. Berdasarkan pengumuman Kepala Staff Angkatan Udara Nomor PENG/1/II/2016 TANGGAL 29 FEBRUARI 2016.

Taruna Akademi TNI AU
Image: artileri.org
Pendaftaran online dibuka mulai tanggal 1 Maret sampai 31 April 2016. Untuk wilayah Malang meliputi daerah Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Blitar, Jombang, Kediri, dan Banyuwangi.

Untuk pendaftaran awal di situs www.au.rekrutmentni.net kemudian calon datang sendiri melaksanakan daftar ulang sesuai rayon dengan membawa dokumen asli dan menyerahkan berkas fotocopi masing-masing 2 lembar untuk keperluan validasi pendaftaran berupa: fotokopi akta kelahiran, ijazah terakhir, bagi yang belum lulus sekolah agar melampirkan surat keterangan dari Kepala Sekolah yang menerangkan bahwa pelamar masih duduk di kelas III SMA/MA.

Kemudian fotokopi KTP calon dan KTP Orangtua, pas foto ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar dan membawa print out pendaftaran secara online, atau datang langsung ke tempat pendaftaran Binpers Lanud Abd Saleh.

Persyaratan adalah WNI, beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, usia pada saat pembukaan pendidikan adalah 1 Agustus 2014 serendah-rendahnya 17 tahun 9 bulan dan tidak lebih dari 22 tahun. Tidak memiliki catatan kriminal dan harus mempunyai surat keterangan kepolisian (SKCKP). Sehat jasmani dan rohani, Belum pernah menikah dan sanggup tidak menikah selama dalam masa pendidikan.

Mempunyai tinggi badan minimal 165 cm bagi pria dan 157 cm bagi wanita, serta memiliki berata badan yang seimbang. Bersedia melaksanakan ikatan dinas pertama selama 10 tahun terhitung mulai saat dilantik menjadi Perwira PK TNI AU dan bersedia ditempatkan diseluruh wilayah NKRI. Bagi yang belum berusia 21 tahun harus ada persetujuan dari orang tua atau wali.

Lulusan SMA/MA tahun 2010, dengan nilai minimal 6,5 dan diperbolehkan hanya 1 Mata Pelajaran (MP) nilai di bawah 6 dengan batas bawah 5,4 di dalam kolom UN.

Lulusan tahun 2011 nilai akhir rata-rata IPA minimal 7 tidak ada nilai MP di bawah 6 di dalam kolom nilai akhir. Lulusan SMA tahun 2012, nilai akhir IPA minimal 7,25 tidak ada nilai MP di bawah 6.

Lulusan SMA IPA tahun 2013 adalah nilai akhir rata-rata IPA minimal 6,87. Lulusan SMA/MA tahun 2014 nilai akhir IPA minimal 6,25. Lulusan SMA/MA tahun 2015 adalah nilai UN IPA minimal 60.00 dan tidak ada nilai MP di bawah 40.00 di dalam kolom nilai UN. Dan untuk lulusan tahun 2016 akan diberitahukan lebih lanjut.

Dalam penerimaan Calon Taruna/Taruni ini, panitia tidak memungut biaya apapun, dan bagi orang tua/wali bersedia menanda tangani surat pernyataan tidak melakukan penyuapan kepada pihak manapun (bermaterai).

Implementasi Kurikulum 2013 di Dunia Pendidikan

Implementasi Kurikulum 2013 di Dunia Pendidikan
Oleh: Riqi Astuti
Pendidikan Akuntansi - Universitas Negeri Yogyakarta

Implementasi Kurikulum 2013 di Dunia Pendidikan


Sejak tahun 1945 kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan berkali-kali. Dari 1947 kurikulum rencana pelajaran yang dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai, 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, 1973 kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP), 1975 Kurikulum Sekolah Dasar, 1984 Kurikulum 1984, 1994 Kurikulum 1994, 1997 revisi Kurikulum 1994, 2004 rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan saat ini akan diperbaharui menjadi kurikulum 2013.

Perubahan yang dilakukan Kemdikbud dari tahun ke tahun selalu berlandaskan perubahan konseptual saja. Secara praktis, kebiasaan lama tidak pernah berubah sesuai wacana kurikulum baru. Hal itu menyebabkan kurikulum pendidikan di Indonesia belum berjalan baik.
Lahirnya kurikulum 2013 dilandasi berbagai fenomena di masyarakat. Diantaranya, kemajuan teknologi informasi, masalah globalisasi, merosotnya moral di kalangan pelajar seperti perkelahian pelajar, narkoba, kecurangan dalam ujian. Presepsi masyarakat menganggap pendidikan terlalu menitikberatkan aspek kognitif. Beban siswa dalam menerima pelajaran pun terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran. selain itu, kurangnya muatan pendidikan karakter siswa juga menjadi faktor utama munculnya kurikulum 2013.

Pencanangan diterapkannya kurikulum 2013 masih memiliki banyak kekurangan. Perubahan kurikulum 2013 tidak didasarkan evaluasi kurikulum 2006 (KTSP). Penerapan kurikulum juga belum kontekstual sehingga masih terjadi paradoks antara world knowladge dengan school knowladge. Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013 belum memperhitungkan kesiapan, kapasitas dan kompetensi guru. Selain itu kurikulum yang diterapkan cenderung membuat guru menjadi objek pembelajaran. Kegagalan sosialisasi kurikulum sebelumnya membuat sebagian praktisi pendidikan belum mencapai hasil maksimal. Realitanya, kurikulum belum sempat ditelaah sudah berganti kurikulum baru. Pemangku kepentingan hanya sibuk ‘mengotak-atik’ aspek dokumen tertulis, bukan aspek urgent yang dipelajari guru maupun siswa. Hal tersebut membuat kerancuan tersendiri penggunaan kurikulum khususnya para siswa.

Untuk mengatasi kekurangan penerapan kurikulum baru perlu adanya sinergi antara pemerintah, guru dan peserta didik. Kurikulum nasional di Indonesia seharusnya disesuaikan tujuan pendidikan nasional yang diatur secara proposional. Kurikulum harus relevan dengan keadaan zaman, karena sejatinya kurikulum diterapkan tidak boleh bias dengan fenomena di masyarakat. Tolok ukur kelulusan siswa juga tidak hanya ditentukan pemerintah. Guru seharusnya memiliki andil, karena guru lebih mengetahui kemampuan siswa dalam kompetensi baik sikap, kemampuan maupun pengetahuan. Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi membuat kurikulum tidak sesuai dengan keadaan zaman. Pemerintah sebaiknya membuat timelate kurikulum, sehingga kurikulum tertata dalam perubahannya.

Guru sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum 2013 dituntut menjadi pengajar yang mampu meramu komponen kurikulum 2013 secara cepat dan tepat yakni standar isi, proses, penilaian dan kompetensi lulusan. Sehingga mampu meningkatkan keseimbangan kompetensi siswa untuk menghasilkan lulusan yang mampu menjawab tantangan global.

Peserta didik juga harus menyadari bahwa pendidikan diperlukan untuk menjawab tantangan global. Siswa juga harus bertanggung jawab dalam menuntut ilmu untuk mencapai pendidikan karakter yang menjadi tujuan kurikulum 2013.

Sumber: http://www.edupost.id/

Acara Kegiatan Keagamaan SD Negeri Kacok 2 Palengaan Pamekasan

Pada peringatan hari-hari besar Agama seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, SD Negeri Kacok 2 Palengaan Pamekasan, ikut melibatkan segenap keluarga besar sekolah yaitu Guru, siswa dan wali murid. Kegiatan dilakukan pada jam sekolah dengan memberi kebebasan siswa untuk mengenakan busana muslim.

Kegiatan Keagamaan SD Negeri Kacok 2 Palengaan Pamekasan

Acara kegiatan keagamaan dilakukan di sekolah dengan sederhana yaitu diisi pembacaan Ayat-ayat Al Qur'an beserta terjemahan oleh siswa dan dilanjutkan ceramah Agama oleh guru pembina Agama.


Acara Keagamaan SD Negeri Kacok 2 Palengaan Pamekasan

Kegiatan Keagamaan SD Negeri Kacok 2 Palengaan Pamekasan



Acara Kegiatan Keagamaan SD Negeri


Kegiatan Keagamaan SD Negeri Kacok Pamekasan



Kurikulum dan Darurat Kepahlawanan Guru

Kurikulum dan Darurat Kepahlawanan Guru
Oleh: Zamhari
Alumnus Divisi Syiar
Komunitas Rohis SMK se-Jogja (Karoma Jogja)


Kurikulum dan Darurat Kepahlawanan Guru

Masih segar diingatan kita sosok bijak kaisar Jepang, ia adalah Kaisar Hirohito. Tahun 1945 Kaisar Hirohito kalah dalam perang melawan sekutu. Ketika negerinya hancur, ia hanya menanyakan satu pahlawan sebenarnya, yakni guru. “Berapa banyak guru masih kita punya?”

Cuplikan kejadian diatas, Kaisar Hirohito memberikan penjelasan bukan berarti ia menganggap murah nyawa prajurit. Namun, jalan satu-satunya bangkit dari keterpurukan hanya dengan jalan pendidikan.

Pendidikan merupakan kunci pembangunan sekaligus kunci majunya peradaban bangsa. Sejarah membuktikan, kebangkitan ekonomi Jepang lebih cepat dari perkiraan, bahkan Jepang mampu menjadi negara yang berani bersaing di bidang teknologi dengan Barat.

Bangsa Indonesia pun terus berusaha memperbaiki kurikulum pendidikan. Dari tahun ke tahun, tercatat sejak tahun 1945 Indonesia sudah mengalami 9 perubahan kurikulum nasional, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, KTSP 2006 dan terakhir kurikulum baru 2013. Setiap perubahan kurikulum tujuannya baik, karena kurikulum bersifat dinamis. Kurikulum harus mengadopsi sesuai kebutuhan zaman yang berlaku.

Menurut penjelasan Mendikbud, Kurikulum yang akan diberlakukan tahun 2013/2014 ini menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio saling melengkapi. Kurikulum tersebut juga diharapkan dapat mengobati keprihatinan atas hilangnya akhlak mulia seperti menguatnya radikalisme. (Kompas, 26/11/12).

Kurikulum baru ini mengurangi mata pelajaran yang semula 12 menjadi 6 mata pelajaran. Untuk jenjang SD meliputi mata pelajaran agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, dan Jasmani/Kesehatan. Hal ini dimaksudkan agar siswa fokus terhadap kemampuan dasar dan tidak terbebani mata pelajaran yang banyak.

Hal ini harus kita sambut dengan baik, agar perubahan kurikulum benar-benar mampu menelurkan generasi-generasi bermutu. Namun perlu dicatat, sesempurna kurikulum apapun, kalau negeri ini mengalami darurat kepahlawanan guru, di lapangan hasilnya akan nihil.

Kurikulum yang rencananya di terapkan Maret 2013 tersebut harus mengikutsertakan tokoh dan pakar pendidikan. Pembekalan, diklat dan training guru sangat penting guna memperkenalkan tujuan dan metode pengajaran kurikulum.

Pemerintah bersama jajaran terkait seharusnya memberikan penghargaan lebih terhadap guru. Mengingat realitas guru tanpa masa depan membuat banyak pemuda tak berminat menjadi guru. Di dalam lagu wajib nasional 1980 “Hymne Guru”, guru adalah pahlawan bangsa tanpa tanda jasa. Meskipun dipuja sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, bukan berarti pemerintah lantas menelantarkan nasib guru. Kita sangat prihatin atas kerja birokrasi yang terkesan lamban, sehingga menyebabkan gaji guru terlambat. Belum lagi, pungutan liar oknum birokrasi mengatasnamakan sertifikasi polio, pelatihan profesi guru, penelitian tindakan kelas.

Hari pahlawan hendaknya tak hanya berorientasi menghargai pahlawan yang telah gugur dalam perjuangan mencapai kemerdekaan. Namun, lebih penting lagi membahagiakan guru adalah prasyarat bangsa yang bahagia. Dengan bahagia, guru akan lebih bersemangat dan berusaha sekuat tenaga menjadi guru berkualitas. Sehingga cita-cita yang tersurat dalam Pembukaan UUD 1945 bukan hal mustahil bagi negeri yang diwarisi berjuta sejarah kejayaan para leluhur, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Amin.

Sumber: http://www.edupost.id

Peringatan Hari Guru Nasional 2015

Hari ini Selasa 24 Nopember 2015 berlangsung puncak peringatan hari guru nasional (HGN) di Istora Senayan Jakarta yang diikuti oleh 12.500 Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang merupakan perwakilan dari berbagai daerah termasuk para Guru Garis Depan (GGD), guru sekolah satu atap dan asosiasi GTK seluruh Indonesia.

Peringatan Hari Guru Nasional 2015


Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2015 dihadiri juga Presiden Joko Widodo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan dan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin.

Anies Baswedan mengatakan Untuk tema HGN tahun ini adalah ‘Guru Mulia Karena Karya’.

"Hari ini adalah puncak dari rangkaian kegiatan peringatan Peringatan Hari Guru Nasional 2015 yang berlangsung dari 23 hingga 24 November 2015," ujar Anies

Sebelumnya, Senin (21/11/2015) sebanyak 4000 guru mengikuti simposium GTK yang menjadi wadah para guru untuk saling belajar dan bertukar pikiran serta pengalaman, yang berlangsung di tempat ini juga.

Presiden Jokowi memberikan tanda penghormatan satya lencana pendidikan pada Peringatan Hari Guru Nasional 2015ini. Sebanyak 10 perwakilan guru yang berprestasi luar biasa dan berdedikasi mendapatkan satya lencana pendidikan dari Joko Widodo.

Anies juga memberikan penghargaan tali kasih terhadap 1335 GTK termasuk yang berdedikasi dan berprestasi. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada para peserta terbaik simposium.

Selain itu sebanyak 250 karya dari 3366 karya guru masuk dipresentasikan dan dibagikan bersama guru-guru lainnya dari seluruh Indonesia.

Menurut Anies, guru merupakan sosok yang memiliki tugas untuk menyiapkan masa depan bangsa. Mereka jugalah para pelukis masa depan negeri ini. Karena tugas guru ini, Anies menyarankan agar masyarakat Indonesia bisa mengapresiasi guru. Hal ini karena guru menjadi hulu bagi kemajuan bangsa Indonesia.



Peringatan Hari Guru Nasional 2015 - SD Negeri Kacok 2

Tentang Kami

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kacok 02 terletak 15 km utara kota Pamekasan tepatnya di Dusun Lot Polot, Desa Kacok, kecamatan Palenga'an, Kabupaten Pamekasan Madura - Jawa Timur. Meski layanan internet yang hanya mengandalkan jaringan operator seluler dengan segala keterbatasannya, bukan merupakan kendala untuk memperkenalkan SDN Kacok 02 Palenga'an - Pamekasan serta turut aktif di dunia IT.

Populer

Kategori

Artikel Baru

Blogroll

      Lokasi Sekolah

      Seedbacklink